Welcome To The Real World Now
Let's Move Along Just To Make It Through
|
|
Profile
Vany Naura | Funnynaura, currently on senior year of high school
| Student | Writer | Music Listener | Procrastinator | Omnivore | Uncreative Artist | reivent[dot]vany[at]yahoo[dot]com they[dot]need[dot]them[at]live[dot]com vany[dot]naura[at]gmail[dot]com Tagboard
Friends
Archives
January 2000
November 2010
December 2010
January 2011
February 2011
March 2011
April 2011
May 2011
June 2011
July 2011
August 2011
September 2011
October 2011
November 2011
December 2011
February 2012
March 2012
April 2012
Credits
©Glamouresque.Editor Search
|
Tuesday, October 25, 2011
D Untuk Delisa
Hi! I just finished reading a novel last night. A very-berry good novel I'm sure I should recommend it to all of you (especially those Moslems out there). So now, I'm going to make a review in Bahasa Indonesia (since this book is in Bahasa Indonesia and--uhm--I am not sure I can write a good review in English eheh). Hope you enjoy this post! :) *** Pengarang: Tere Liye Jumlah Halaman: vi+270 Halaman Penerbit: Republika Penerbit Tahun Terbit: Mei 2011 (Cetakan ke-XIV) Diceritakan seorang gadis kecil berumur enam tahun yang aktif, polos, berhati tulus dan penuh keingintahuan. Namanya Delisa, bungsu dari pasangan Ummi Salamah dan Abi Usman. Anak itu sedang berusaha menghafalkan bacaan-bacaan shalat--selalu diulanginya setiap saat walaupun sulit, lupa lagi, lupa lagi. Namun ketiga kakaknya, Cut Fatimah, Cut Zahra dan Cut Aisyah ikut membantu dan menyemangati sang adik. Delisa dan keluarganya tinggal di Lhok Nga, Aceh. Ayahnya bekerja di kapal tanker, pulang setiap tiga bulan. Ibunya bekerja di rumah, menjahit atau menyulam pesanan tetangga. Setiap hari, para perempuan itu bangun pagi dan shalat subuh berjamaah. Aisyah membaca bacaan shalat dikeraskan agar Delisa dapat mengikuti. Lalu, mereka tadarus. Delisa diimingi berbagai hadiah demi kesuksesannya menghafal bacaan shalat. Ia sudah dibelikan kalung oleh ibunya, dengan bandul D--D untuk Delisa. Ayahnya menjanjikan ia sepeda baru saat mereka bicara di telepon. Ustadnya, Ustad Rahman, memang sering memberi hadiah setiap Delisa melakukan sesuatu. Semua hadiah itu akan Delisa dapatkan bila ia lulus hafalan bacaan shalat dengan Ibu Guru Nur. Tanggal 26 Desember 2004 memang bertepatan dengan kejadian Tsunami yang menghancurkan bagian utara Sumatera. Tapi hari itu juga adalah hari Delisa akan membuktikan bahwa ia sudah hafal semua bacaan shalat. Hari Minggu itu, Delisa pergi dengan Ummi ke sekolah seraya Aisyah dan Zahra menempelkan karton-karton biru penuh tulisan untuk Delisa--mungkin untuk penyemangat. Sementara, di benak Delisa terkadang muncul hadiah-hadiah yang ia akan dapatkan nantinya. Ia nervous, namun ia berusaha untuk tidak lupa dan mempresentasikan hasil hafalannya dengan baik. Baru saja membaca doa iftitah, tiba-tiba bumi berguncang. Gempa besar terjadi. Namun Delisa tetap melanjutkan bacaannya. Ia ingin khusuk, ingin satu pikiran saat shalat, tidak memedulikan hal yang lain di luar shalat, seperti kata Ustad. Ummi sudah berteriak saat gempa, namun Delisa menghiraukannya. Ibu Guru Nur pun tak berpindah tempat melihat Delisa yang tetap diam melanjutkan bacaannya. Saat sampai membaca Surah Al-Fatihah, tsunami itu datang. Kencang sekali. Menghantam semua yang ada di depannya. Namun Delisa tidak bergeming. Bahkan saat ia hampir tenggelam, yang ada di pikirannya hanyalah bacaan shalat yang belum selesai. Namun Delisa keburu pingsan karena menelan banyak air. Kaki dan tangannya patah dan luka terhantam balok dan apapun itu. Sebelum Ibu Guru Nur pergi, beliau mengikatkan kerudungnya pada Delisa dan sebatang papan dengan harapan Delisa selamat dan tetap dapat melanjutkan bacaan shalatnya. Delisa terhempas ke semak-semak sejauh enam kilometer dari sekolahnya. Delisa pingsan selama enam hari. Tangannya patah, kakinya luka parah tak bisa diselamatkan. Kerudung dan pakaiannya robek tak berbentuk. Badannya penuh luka dan lebam. Di dekat Delisa, ada mayat Tiur, teman main sepedanya, yang tergeletak begitu saja dengan mata terbuka. Delisa sempat bolak-balik pingsan-siuman beberapa kali. Entah darimana, ada lima apel berjejer di dekatnya, bisa dimakan. Ia minum air hujan yang turun tiap malam. Namun tetap saja, tubuh Delisa yang kecil tidak kuat dengan kondisi panas terik dan hujan yang datang bergantian. Delisa tidak tahu apa-apa lagi hingga akhirnya ia diselamatkan oleh seorang tentara asing. Hingga ia bertemu dengan teman-teman baru. Hingga ia dapat bertemu lagi dengan Abinya, melanjutkan hidup berdua. Hingga ia terus berusaha menikmati hidup dengan ceria walaupun sekarang tubuhnya cacat dan tidak punya siapa-siapa kecuali Abi dan teman-teman barunya. Lalu bagaimana hafalan shalatnya? (Mohon maklum untuk selanjutnya, bahasanya bakal jadi acak-adut. Mohon pengertiannya, terima kasih.) Novel karya Tere Liye Sebetulnya, yang lebih bikin nangis itu catatan kaki yang di buat pengarang tentang sikap atau kesulitan yang dihadapi oleh Delisa. Misalnya nih, pas Delisa bangun dari pingsan lalu melihat mayat temannya tergeletak begitu saja di depannya. Kalau kita bacanya sungguh-sungguh pasti langsung serem kan kalo dibayangin? Udah serem, trus ada catatan kakinya: "Delisa baru 6 tahun tapi sudah harus melihat yang seperti itu, bagaimana dengan orang-orang berdosa di luar sana yang masih bisa berhura-hura saat banyak saudaranya tertimpa bencana memilukan" (yah kurang lebih seperti itu). Allahuakbar, Vany berasa lagi muhasabah kayak pas tafakur alam! Langsung deh banjir air mata lagi di situ. Oke, mari sudahi cerita air matanya. Udah kan tuh yang bagus-bagusnya. Bisa untuk renungan, ceritanya mudah di cerna, bahasanya gampang dimengerti, dan oh, Delisa ini benar-benar tipikal anak baru masuk SD. Pas banget untuk anak-anak yang biar rajin shalat, kasih aja buku ini, biar jadi pelajaran juga mengenai keimanan, ketaatan, kasih sayang, kedisiplinan, ketulusan dan sikap toleransi beragama.^^ Tapi jujur, personally, gue ngga terlalu suka cerita yang banyak kalimat di dalam kurungnya. Nah, di novel ini banyak kalimat yang ada di dalam kurung. Kenapa ngga dijelasin aja di kalimat selanjutnya? Biar lebih rapi gitu loh. Hal ini jadi satu minus buat gue. Namun, minusnya ini tertutup banget sama kebagusan novel yang udah disebutin di atas. Sekilas tentang Tere Liye Tertarik? Coba cari di perpustakaan sekolah kamu, atau beli sendiri biar bisa disimpen untuk saat-saat yang dibutuhkan ;) Ps. Delisa bisa bilang ke Ummi dan Abinya kalo dia cinta mereka karena Allah. Walaupun cuma demi coklat, tapi ucapannya tulus sampai orang tuanya nangis. Ada yang bisa begitu juga? Gue.. jujur aja.. ngga.. *malu* :""" P.P.s. Thank you so much my dear Najla for telling me about this book! Love ya! Labels: Bahasa Indonesia, Blogger, Books, Entertainment Stuffs, FYI, Kiddos, Review, Vany Naura Sunday, October 16, 2011
Proud Mom
Hi. I only have 30 minutes left to do all the things I should do before going bed at 10 and try to be as fresh as I can to face the weekdays. So, let's get this thing done ;) So I have this hydroponic project for my PLH class. (PLH means "Pendidikan Lingkungan Hidup" in Bahasa Indonesia so maybe we can say it as "Environment Education" but it sounds weird for me, uhm.) My group chose to plant tomatoes so we use cocopeat as it's planting medium. We started the hydroponic method Friday last week and last Friday, we already put them to the polybags. I found out that those baby plants are so cute and beautiful. My teacher said that growing plants is like growing children so we have to be good parents to them. By that, I felt like a proud mom when I saw those babies came out from the plastic they used to be covered with.Anyway, we had to choose four of eight baby plants we planted last week to be moved to the polybags. I'll show you the picture later, so you'll know that each four of them has a beautiful name: Tobey, Tommy, Timmy and Tiffany. I just can't wait 'til they grow up and produce the fruits :) Once I'm done with this project, I'll tell you how to plant with hydroponics method, don't worry ;) Going to the next topic, I went to Meet Me By Sunrise's EP release party yesterday with Nurin, Fia and Kanya. The bad thing was, I came late because of the traffic jam and I was really hungry at the time so I couldn't handle my emotion (I can be an ass if I couldn't find anything to eat when I'm really hungry), I screwed up myself and made my friends worried. But out of that thing, everything was great. Really, I did enjoy the show even just a little. Oops, 10 pm already, I gotta go now! Sorry for the bad post, I prolly gonna edit some things here tomorrow! :D Ciao! Labels: Entertainment Stuffs, Environment, Events, Friends, FYI, Music, Review, School Stuffs, Vany Naura Saturday, October 15, 2011
Cheesy.
Labels: Arts, Entertainment Stuffs, Galau, Love(?), Music, Vany Naura Saturday, October 8, 2011
Lovely Chilly Saturday
Hi. I got new haircut today. I was so sick of having very long bangs and the weather nowadays (even though today was a chilly one. I love today's weather!) made me want to cut my hair shorter. So that's me with my new hair, how do ya think? Yeah, Mid-term exams start on next Monday until Friday then I hope I can go for Meet Me By Sunrise's EP release party at Score! Cilandak Townsquare on Saturday. Let's meet up there, shall we?! Labels: Entertainment Stuffs, Events, FYI, Music, School Stuffs, Vany Naura Newer Older |
When The World Comes Crashing Down
Who's Going To Party? |